Monday, 24 November 2014

Gambar dan Menggambar




PENGERTIAN GAMBAR DAN MENGGAMBAR

·         Gambar dan Menggambar.

Kata “Gambar” tentunya sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, tetapi apakah kita mengetahui apa sebenarnya arti dari kata gambar. Kata gambar berasal dari Bahasa Inggris to Draw yang berarti menarik, menghela, menyeret, membentang, menggambarkan dan melukisakan. Maka dari itu gambar sering disebut juga dengan istilah Drawing. Dan kata Drawing sendiri mempunyai makna gambar, penyajian dengan garis, rancangan suatu bentuk tanpa menggunakan warna, sket, rencana dan desain.
Jadi pengertian drawing atau gambar secara umum adalah suatu karya yang dibuat dengan menggunakan garis maupun bloking (menutup) atau kombinasi dari kedua hal tersebut. biasanya tanpa menggunakan warna dan digunakan dengan menggunakan material kering. Sedangkan menggambar adalah kegiatan membuat karya gambar dengan menggunakan media kering seperti pensil, balpoin, pensil warna dll.
Disamping itu kegiatan menggambar harus di dukung dengan kesungguhan dan ketekunan seseorang, supaya hasil gambar bagus dan indah. Dalam proses menggambar harus kosentrasi dan didukung dengan alat atau material yang sesuai. Untuk dapat meggambar bagus dan indah, harus membutuhkan latihan yang terus-menerus agar hasil gambar dapat maksimal. Kegiatan menggambar sering-sering dilakukan supaya kita terbiasa dan nantinya hasil gambar akan bagus. []


JENIS-JENIS GAMBAR

Setelah mengetahui tentang gambar dan menggambar, selanjutnya akan dijelaskan mengenai jenis-jenis dari gambar. Gambar atau karya seni gambar dibagi menjadi 9 :
1.      Sketsa.
2.      Gambar Figure.
3.      Gambar Kartun.
4.      Gambar Karikatur.
5.      Gambar Komik.
6.      Gambar Animasi
7.      Gambar Teknik.
8.      Gambar Alam Benda.
9.      Gambar Ilustrasi.
Berikut akan dijelaskan pengertian dari jenis gambar tersebut di atas.
a.      Sketsa
Sketsa adalah rancangan awal suatau gambar atau desain yang hanya didominasi oleh goresan garis. Sketsa digunakan sebagai langkah awal visualisasi ide ke dalam sebuah karya seni. Dalam bidang multimedia, sketsa merupakan rancangan awal/desain kasar dari sebuah produk multimedia. Dalam pengertian ini sketsa lebih merupakan gambaran kasar yang bersifat sementara, dengan tujuan dapat dikerjakan lebih lanjut ke dalam produk multimedia.
b.      Gambar Figure.
Gambar Figure adalah semua jenis gambar yang menggambar mahluk hidup ciptaan Tuhan, seperti manusia, hewan dan tumbuhan. Jadi yang menjadi objek gambar nya berupa mahluk ciptaan Tuhan. Dalam gambar figure objeknya adalah nyata sesuai dengan kenyataan yang ada. Untuk dapat menggambar figure, berarti dalam proses menggambar harus melihat langsung atau melihat gambar acuan (foto). Ketika melihat langsung maka gambar akan mirip dengan aslinya, beda kalau menggambar figure dengan cara mengarang atau khayalan. Gambar figure menggambarnya sesuai dengan kenyataan yang ada, dan tidak direkayasa. Jika direkayasa bentuknya maka akan tidak sesuai dan berubah maknanya. Dalam gambar figure terdapat istilah yaitu gesture drawing. Gesture drawing adalah menggambar mahluk hidup dalam pose atau gaya yang sedang bergerak. Gerakan tersebut seperti berlari, melompat, berjalan, melempar, salto dll. Dan gambar anatomi juga merupakan salah satu dari jenis gambar figure.
c.       Gambar Kartun.
Gambar kartun adalah gambar lucu yang mempresentasikan suatu peristiwa. Biasanya gambar kartun selain lucu, objeknya telah mengalami perubahan bentuk atau tidak sesuai dengan kenyataan. Gambar kartun sendiri dalam perkembangannya telah melahirkan berbagai gaya atau aliran. Jenis gambar kartun yang dikenal saat ini antara lain :
1.      Kartun Editorial.
2.      Gag Kartun.
3.      Komik Strip.
             Berikut akan dijelaskan jenis-jenis gambar kartun di atas. Gambar Kartun editorial adalah gambar dalam bentuk kartun untuk menyatakan pandangan politik atau sosial dengan cara menyindir. Gag kartun adalah gambar kartun yang lucu tapi tanpa bermaksud menyindir. Dan komik strip adalah gambar kartun yang dikemas dalam bentuk buku komik. Dalam kehidupan sehari-hari kartun sering digunakan sebagai ilustrasi media cetak. Perkembangan terkini dari kartun adalah dalam bentuk film yang semakin variatif dalam bentuk juga teknik pembuatannya. Gambar kartun yang difilmkan dikenal dengan istilah animasi.
d.      Gambar Karikatur.
Gambar karikatur adalah penggambaran objek nyata dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek yang digambar tersebut. Dan maksud dari gambar karikatur adalah untuk menimbulkan efek lucu pada objek yang digambar tersebut. Objek dari gambar karikatur telah mengalami perubahan bentuk yang tidak sesuai aslinya. Dan biasanya objek gambar kepalanya digambar besar, dan tubuhnya kecil. Gambar karikatur biasanya menampilkan objek para tokoh-tokoh yang terkenal, seperti kepala negara, artis, politikus, dan tokoh terkenal lainya. Selain itu dalam gambar karikatur juga terdapat tulisan atau teks, untuk memperjelas maksud dari gambar tersebut.
e.      Gambar Komik.
Komik adalah seni gambar yang menggunakan gambar-gambar yang tidak bergerak, yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks cerita. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari komik strip dalam koran, dimuat di majalah, hingga dalam bentuk sendiri. Cerita yang di angkat dalam komik biasanya tentang pahlawan, perjuangan, silat, fantasi, superhero, detektif dan lain sebagainya.
f.        Gambar Animasi.
Gambar animasi adalah hasil dari pengolahan gambar tangan, sehingga menjadi gambar yang bergerak. Dan dari rangkaian gambar tersebut nantinya akan tercipta film animasi yang bergerak. Film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di putar sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan program multimedia, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi.
g.      Gambar Teknik.
Gambar teknik adalah gambar rancangan suatu produk yang mengedepankan keakuratan dalam ukuran dan bentuknya. Proses pembuatan gambar teknik di dukung dengan alat dan bahan khusus. Alat pendukungnya seperti penggaris berbagai model, jangka, kertas khusus, meja khusus, penerangan dan alat khusus lainnya. Karena lebih menekankan pada keakuratan objek, maka dalam pengerjaannya dituntut ketelitian dan ketekunan. Dan objek yang dirancang mulai dari produk otomotif, elektronik, bangunan, dan lainnya.
h.      Gambar Alam Benda.
Gambar alam benda adalah suatu gambar yang objek utamanya berupa benda-benda yang ada di sekitar kita. Objek gambarnya seperti buah-buahan, perabotan, dan benda-benda lainnya. Teknik dalam gambar alam benda, objek yang akan digambar diatur dan dikomposisikan baru kemudian digambar. Gambar alam benda dapat menggunakan warna dan dapat juga hitam putih. Teknik pembuatannya menggunakan media kering seperti pensil, pensil warna, pastel. Proses pembuatannya dengan cara melihat langsung benda tersebut dan menggambarnya dengan teknik arsir ataupun blok (menutup). Gambar alam benda juga sering disebut dengan istilah gambar bentuk, karena lebih menekankan pada nilai kebentukan suatu benda.
i.        Gambar Ilustrasi.
Gambar Ilustrasi adalah suatu gambar atau lukisan yang menceritakan sebuah narasi dari sebuah cerita, dari sebuah novel, cerpen, artikel, buku, dll. Hal ini senada dengan asal kata ilustrasi, yaitu berasal dari bahasa Latin Ilustrace yang berarti menjelaskan atau menerangkan sesuatu. Gambar-gambar dalam seni ilustrasi di samping mempunyai daya tarik juga harus jelas, sederhana dan mudah dimengerti dan intinya mewakili isi cerita yang terkandung di dalamnya. Pola pada gambar ilustrasi dapat realistik dan dapat juga abstrak. Gambar ilustrasi dapat menggunakan warna dan hitam putih.[]


FUNGSI GAMBAR
Karya gambar yang telah dihasilkan atau diciptakan tentunya memiliki fungsi atau kegunaan. Fungsi atau kegunaan gambar secara garis besar dapat simpulkan menjadi 4 bagian. Berikut akan diejelaskan masing-masing dari kegunaan gambar :
1.      Gambar berfungsi sebagai notasi.
Kategori pertama adalah istilah yang kita kenal dengan sket atau sketsa. Catatan atau sketsa ini umumnya bermuatan sekumpulan garis yang sekaligus gambaran sekilas yang diekerjakan dalam dalam tempo cepat, dan selanjutnya bisa ditindaklanjuti pada aspek kerja yang lain. Seniman atau pencipta melakukan ini bisa sebagai latihan, sekedar iseng, atau bisa juga sebagai cara mengeskpresikan diri. Sehingga gambar masih belum ditawarkan sebagai karya utuh hanya sebagai desain karya. Sehingga dalam hal ini gambar masih diartikan sebagai notasi, yang artinya sebagai catatan pendek yang perlu diketahui atau untuk mengingatkan sesuatu.
2.      Gambar berfungsi sebagai Karya.
Kategori kedua ini gambar juga bisa hadir sebagai karya tuntas dan sebagai karya yang berdiri sendiri. Gambar pada konteks ini umumnya telah berupa gambar selesai daripada sebatas sketsa suatu subjek atau potret tertentu. Contoh bentuk gambar yang berfungsi sebagai karya misalnya komik, karikatur, gambar ilustrasi, dan kartun. Jadi setelah gambar tersebut menjadi karya tidak ada lagi perubahan atau penambahan pada gambar tersebut. Dan gambar tersebut dikemas pigura dan siap dipajang atau dipamerkan. Maka dari itu fungsi dari gambar tersebut adalah sebagai karya yang utuh dan siap disajikan atau dipamerkan.
3.      Gambar berfungsi sebagai studi.
Ketegori ketiga adalah gambar sebagai studi terhadap subjek atau tema, yang pada saatnya nanti diselesaikan dalam bentuk lukisan, patung, atau bangunan. Atau dalam kata lain gambar sebagai studi atau belajar, merupakan bentuk eksplorasi berbagai masalah seperti gerak, lipatan kain, bentuk atau emosi. Orientasi gambar sebagai bentuk studi setelah gambar tersebut tercipta hanya dianggap sebagai rancangan atau konsep bukan sebagai karya yang utuh. Contoh bentuk karya gambar sebagai studi adalah sketsa bangunan, gambar teknik, desain produk, desain arsitektur dll.

4.      Gambar berfungsi sebagai dokumentasi.
Yang terakhir adalah gambar berfungsi sebagai dokumentasi atau arsip, dalam hal ini adalah gambar merupakan presentasi dari suatu peristiwa atau kejadian sejarah. Gambar tersebut dapat berupa apa saja, meliputi sketsa, gambar ilustrasi, gambar teknik, gambar potret dll. Jadi gambar tersebut merupakan sebuah karya jadi, yang merepresentasikan suatu kejadian atau potret sesorang. []

TEKNIK DALAM MENGGAMBAR
Untuk mengasilkan gambar yang bagus dan menarik, diperlukan beberapa teknik penunjang. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teknik dasar dalam menggambar, antara lain :
1.      Teknik Garis.
Menggambar dengan teknik garis adalah teknik dasar dalam menggambar, karena garis adalah unsur utama untuk membentuk gambar. Penggunaan garis dalam menggambar harus artistik, artinya goresan garis tersebut nyaman dipandang mata dan indah. Penggunaan garis dapat bervariasi dan dapat juga konstan atau tetap sesuai dengan karakter dari pembuatnya. Dalam menggunakan teknik garis untuk menggambar harus yakin dan jangan ragu-ragu. Supaya hasil gambar maksimal dan bagus, penggunaan garis dalam menggambar harus sering-sering di latih dan di biasakan.
2.      Teknik Bloking.
Teknik Bloking dalam menggambar adalah menggambar dengan cara menutup suatu bidang gambar. Jadi penggunaan teknik bloking atau menutup, dengan bantuan berbagai media gambar yang tepat. Semua media gambar dapat digunakan untuk teknik bloking. Media yang dapat digunakan antara lain seperti, pensil, pensil warna, pensil konte, spidol, pastel, dan media kering yang sejenis.
3.      Teknik Arsir.
Teknik Arsir salah satu jenis teknik dalam menggambar yang sering digunakan. Teknik arsir adalah pengoperasian garis, dengan teknik yang bervariasi sehingga menghasilkan gambar yang artsitik. Dalam hal ini teknik arsir dapat dibagi menjadi teknik arsir searah, arsir miring, dan arsir campuran(silang). Untuk dapat menggambar dengan teknik arsir, media yang digunakan seperti pensil, spidol, drawing pen, pensil konte, dan balponit.
4.      Teknik Pointilis.
Menggambar dengan teknik pointilis tergolong teknik tingkat lanjut, dan membutuhkan kesabaran. Teknik pointilis adalah penggunaan titik-titik atau bulatan-bulatan kecil dalam menggambar, yang diolah dan dikompoisisikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan karya gambar yang artistik. Jadi menggambar dengan teknik pointilis atau titik, dituntut kesabaran dan ketelitian. Untuk dapat menggambar dengan teknik pointilis, dapat digunakan media seperti drawing pen, spidol, dan tinta.

5.      Teknik Tekstur.
Tekstur adalah nilai raba suatu permuakaan, tekstur dapat bersifat kasar dan halus. Menggambar dengan teknik tekstur tentunya lebih rumit dan sulit dalam pengaplikasiannya. Untuk dapat membuat tekstur dapat menggunakan semua jenis media, atau dapat memanfaatkan bahan-bahan alternatif. Tekstur dalam dunia gambar ada dua macam, yaitu tekstur semu dan tektur nyata. Tekstur semu adalah jenis tekstur yang dibuat dengan memanipulasi suatu permukaan bidang gambar. Misalnya dalam gambar terdapat bidang atau permukaan yang terlihat kasar, tetapi ketika diraba permukaan tersebut ternyata halus. Singkatnya tekstur semu adalah berkebalikan dengan yang dilihat oleh indra. Sedangkan tekstur nyata adalah tekstur yang mempunyai nilai raba sesuai dengan apa yang dilihat oleh indera. Ketika permukaan suatu bidang gambar kasar, maka yang dirsakan oleh indra perasa kita juga kasar.
6.      Teknik Contour.
Menggambar dengan teknik contour atau dikenal dengan istilah contour drawing. Contour drawing adalah menggambar dengan teknik garis yang tanpa putus-putus, artinya ketika menggambar garis tersebut panjang tanpa putus mengikuti bentuk objek yang digambarnya. Tujuan cpntour drawing adalah agar melatih keluwesan dalam menggambar, sehingga gambar terlihat artistik dan luwes dalam garisnya. Untuk menggambar dengan teknik contour dapat menggunakan pensil, drawing pen, dan spidol. []

Saturday, 10 May 2014

SENI KALIGRAFI ISLAM.....baru 2014





SENI KALIGRAFI ISLAM

Seni kaligrafi dalam dunia seni rupa menjadi bagian yang khusus yang perlu di dalami dan dipraktikan. Seni kaligrafi mungkin sudah tidak asing lagi dan kita sering melihat dan juga menyaksikan bentuk-bentuk karya seni kaligrafi Islam. Selain mempunyai karakter yang khas, untuk mendalami seni kaligrafi Islam tentunya kita harus tahu secara historis, jenisnya, dan juga alat, bahan yang biasa dipakai dalam pembuatannya. Kaligrafi Islam adalah salah satu jenis seni kaligrafi yang paling populer dilingkungan kita. Hal ini dikarenakan agama Islam mempunyai penganut yang cukup besar di seluruh dunia, baik di belahan bumi barat maupun timur tak terkecuali di Indonesia. Dan secara tidak langsung kaligrafi Islam tentunya berasal dari kebudayaan Arab, dimana bangsa Arab adalah penyebar agama Islam hingga bisa mendunia.

Asal-usul Huruf Arab.
Sebelum membahas tentang asal huruf Arab sebagai unsur utama penciptaan seni kaligrafi Islam, kita harus tahu terlebih dahulu etimologis kaligrafi. Kata kaligrafi berasal dari bahasa Yunani, dari kata kailos yang mempunyai arti indah dan graphein yang berati tulisan. Jadi kaligrafi adalah seni menulis indah, yang dapat dipraktikan dengan bermacam-macam media. Dan kaligrafi dalam bahasa Arab sendiri disebut dengan istilah Al Khat yang mempunyai arti garis, tulisan indah. Dan dilingkungan kita istilah kaligrafi yang sering kita lihat dalam bentuk tulisan Arab. Setelah mengetahui bahwa seni kaligrafi itu adalah bukan tulisan arab, kaligrafi adalah seni menulis indah dalam seni rupa. Dan kaligrafi yang populer di lingkungan kita adalah jenis kaligrafi Arab, di negara lain misalnya seperti Jepang dikenal juga kaligrafi dengan tulisan Jepangya.
Bangsa Arab adalah bangsa pengembara yang dalam kesehariannya lebih mengutamakan komunikasi verbal. Bahasa Arab merupakan jenis bahasa Semit, yaitu jenis bahasa yang lebih mengutamakan konsonan daripada vokal. Dan bahasa ibu dari bahasa Arab adalah dari bahasa Aramaic, bahasa yang digunakan oleh bangsa Syria. Oleh karena bangsa Arab dalam kehidupannya lebih megutamakan olah verbal, maka penggunaan tulisan dapat dikatakan terlambat. Orang Arab bertumpu seluas-seluasnya pada tradisi lisan untuk penyebaran berita dan komunikasinya. Penggunaan bahasa pada masa sebelum Islam sudah menjadi pegangan dan keseharian mereka dalam berkomunikasi. Tepatnya pada abad ke-6, yang merupakan zaman kesusteraan yang penuh semangat kepahlawanan bagi bangsa Arab.Puisilah barangkali yang paling akrab dihati mereka, dan satu-satunya bentuk pengungkapan sastra pada waktu itu. Akan tetapi bangsa Arab mampu sepenuhnya bertumpu pada tradisi lisan dan mampu mengabadikan sajak-sajak dalam bentuk verbal dalam memori mereka.
Penggunaan tulisan di peradaban Arab dapat dikatakan terlambat dengan peradaban-perdaban lain. Seperti pada peradaban Mesir yang telah mengenal tulisan, bangsa Arab baru mengenal tulisan setelah ada agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhamad SAW. Dan pengenalan tulisan pun tidak secara langsung setelah agama Islam tersebut mulai dianut bangsa Arab. Dapat diketahui secara historis pada awal abad-7, al-Quran disiarkan pertama kali dikalangan orang Islam tidak melalui tulisan melainkan dengan tradisi lisan. Walaupun demikian, dapat dikatakan tertinggal dalam budaya tulis menulis. Tetapi dalam waktu cukup singkat mereka menghasilkan seni kaligrafi yang amat mengagumkan perkembangannya, yaitu seni mengalihkan bentuk huruf arab ke dalam medium seni yang mencerminkan dengan baik kegeniusan bakat seni bangsa Arab yang menakjubkan.

.  Inskripsi Nabatea menunjukan asal-usul tulisan Arab. Atas tulisan pada sebuah nisan pada tahun 250 M, tulisan kedua, berasal dari makam penyair Imru al-Qays di Namarah pada tahun 328, tulisan ke tiga, dari daerah Zabad tahun 512 M. dan yang ke empat dari Harran pada tahun 568, terakhir dari inksripsi Umm al-Jima dari abad ke-6.

Sebagaimana kita tahu bahwa huruf Arab adalah dari huruf Semit menurut abjadnya. Walaupun dulu terdapat perbedaan dalam menjelaskan, keterkaitan antara huruf Arab dengan kelompok huruf Semit. Tetapi pada akhirnya para ahli sejarah menyepakati bahwa huruf Arab Utara, yang kemudian unggul dan menjadi huruf Al-Quran, banyak berhubungan dan secara langsung dengan huruf Nabatea, yang berasal dari huruf Aram. Orang Nabatea merupakan bangsa Arab setengah pengembara, menghuni suatu wilayah yang membentang antara gunung Sinai dan Arabia Utara hingga Suriah Selatan, dan mendirikan kerjaan yang berpusat di sekitar kota-kota penting hijr, Petra dan Busyra yang bertahan dari tahun 105 SM sampai dihancurkan  oleh bangsa Romawi, kira-kira pada tahun 105 M. Dan orang Nabatea tidak hanya dekat dengan suku-suku Arab yang lain, tetapi juga melangsungkan hubungan dagang dan kebudayaan. Dengan hubungan dagang tersebut maka terjadilah transformasi budaya berupa tulisan yang nantinya akan menjadi huruf Arab.
Sebagai bukti peninggalan akan keterkaitan antara huruf Nabatea dengan huruf Arab adalah ditemukannya sebuah peninggalan berupa inskripsi. Yang utama adalah inskripsi Umum al-jima, berasal dari sekitar tahun 250 M, inskripsi Namarah dari penyair terkemuka sebelum Islam Imrul al-Qays. Selanjutnya pada tahun 328 M yang mewakili tahap peralihan yang maju menuju huruf Arab, adalah inskripsi Zabad tahun 512 M dan inskripsi Harran tahun 568. Kedua inskripsi tersebut memperkuat bahwa progres dari huruf Nabatea ke huruf Arab sudah mulai terlihat, dalam artian mendekati bentuk-bentuk huruf Arab secara nyata.
Menurut sumber-sumber Arab, berbagai bentuk yang berbeda ini menciptakan apa yang disebut dengan huruf Arab Utara, yang pertama kali dikembangkan di Arab Timur Daya dan tumbuh pada abad ke 5 dikalangan suku-suku Arab yang mendiami Hirah dan Anbar. Dari daerah tersebut tulisan Arab kemudian tersebar ke Hejaz di Arabia Barat, di Mekkah Sendiri tulisan ini dikenalkan oleh Bishri bin Abdul Malik dibantu oleh Harb bin Ummayah. Namun dalam perkembangannya, Harb bin Ummayah yang berjasa mempopulerkan penggunaanya di kalangan bangsawan Quraisy, suku nabi Muhammad. Diantara mereka yang belajar menulis dari Bishri dan Harb, dan menjadi penulis ahli adalah Ummar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Abdullah , Abu Ubadyah bin al-Jarrah dan Muawiyah bin Abi Sufyan, yang semuanya ditakdirkan memainkan peran utama dalam perkembangan Islam awal.

Perkembangan Awal Kaligrafi Islam.
Perkembangan awal kaligrafi Islam sejalan dengan diturunkannya wahyu kepada nabi Muhamad. Keterangan paling awal mengenai huruf Arab dikenal dengan nama Jazm. Ciri huruf Jazm yang kaku dan bersiku-siku dan perimbangan huruf yang sejajar tidak diragukan lagi dipengaruhi oleh perkembangan huruf Kufi. Tulisan Jazm terus berkembang dan perlahan-lahan tumbuh sebagai tulisan bangsa Arab, sampai dengan lahirnya agama Islam, memperoleh kedudukan sebagai tulisan suci yang khusus dipilih Tuhan untk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat. Menurut ajaran Islam, Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhamad dalam bahasa Arab, melalui peranatara malaikat Jibril di gua hira. Dan nabi Muhamad menyampaikan wahyu tersebut kepada seluruh umat hingga beliau wafat pada tahun 632 M.
Setelah nabi Muhamad wafat, wahyu tidak turun lagi dan penyebaran kepada orang mukmin dijalani oleh para Huffaz (orang yang hafal Al-Quran dan dapat membaca dalam hati). Pada tahun 633 sejumlah Huffaz terbunuh dalam peperangan yang timbul setelah wafatnya nabi. Dengan tebunuhnya para Huffaz, kemudian Umar bin Khatab mendesak Khalifah pertama Abu Bakar supaya mengerjakan penulisan Al-Quran. Juru tulis Nabi, Zayd bin Thabit diperintahkan menyusun dan mengumpulkan wahyu ke dalam sebuah kitab, yang kemudian ditetapkan oleh Khalifah ketiga, Usman, pada tahun  651. Penyusunan yang disucikan ini kemudian disalin ke dalam empat atau lima edisi yang serupa dikirim ke wilayah-wilayah penting Islam. Dari situlah kemudian salinan Al-Quran dibuat, mula-mula di Mekkah dan Madinah, yang merupakan ragam tulisan Jazm.
Perkembangan awal tulisan kaligrafi masing-masing ditandai dengan nama tempat dimana tulisan itu dikembangkan, seperti Anbari dari Anbar, Makki dari Mekkah. Tetapi perbedaan nama tersebut tidak menhembangkan ragam yang berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya membuktikan , bahwa tulisan kaligrafi yang berkembang di Madinah hanya ada tiga gaya yang hidup dan praktikan. Yaitu gaya Mudawwar (bundar),Muthallath (segi tiga) dan Ti’m (kembar, yaitu tersusun dari segi tiga dan bundar). Jenis-jenis tulisan awal ini kemudian melahirkan jenis gaya-gaya baru yang penting, seperti Ma’il (miring), Masq (membesar), Naskh (ukiran). Selanjutnya gaya-gaya tersebut masih selalu dipakai setelah memperoleh perbaikan yang menyakinkan, sedangkan gaya ma’il mandeg digantikan oleh tulisan Kufi yang monumental dan kuno.

Gaya-Gaya Tulisan Kaligrafi Islam.
Gaya tulisan kaligrafi islam dari masa ke masa terus berkembang, hingga mengalami perkembangan yang cukup variatif. Perkembangan tulisan kaligrafi mengalami perubahan dalam pola, bentuk, garis, tebal tipis, dll. Dan kaligrafi semakin mendapat tempat dimasyrakat, dalam artian tulisan tersebut tidak hanya diaplikasikan di kitab atau buku. Tulisan kaligrafi Islam telah merambah tempat ibadah, bangunan, tiang-tiang, perabot seperti keramik, juga karpet. Tulisan kaligrafi sudah sangat memasyarakat dan mempunyai jenis atau gaya yang cukup banyak. Gaya-gaya tulisan kaligrafi Islam antara lain :

1.      Gaya Mashq.
Tulisan Mashq mula pertama berkembang di Mekkah pada abad pertama lahirnya Islam (abad ke-7 M), ketika pada waktu itu di kota Kufa berkembang pula jenis tulisan Kufi. Ciri dari tulisan Mashq adalah bentuk hurufnya yang vertikal rendah dan goresan horisontalnya melebar/memanjang. Lebarnya rentangan horisontal bermacam-macam antara garis yang satu dengan yang lain, juga antar kata-katanya, dengan maksud untuk mencapai keseimbangan kumpulan tulisan yang terpisah-pisah di halaman buku. Lebarnya rentangan horisontal tergantung pada pertimbangan selera pribadi penulis. Lebih jauh garis-garis/goresan yang melebar diikuti juga dengan garis yang kecil, dan lain-lain. Dalam kenyataannya, aturan tulisan Mashq berkembang sedemikian kompleks sehingga menuntut penjelasan yang sangat terperinci. Dalam perkambangan selanjutnya aturan-aturan rumit yang berlaku pada awal tulisan Mashq perlahan-lahan mulai disederhanakan sampai lahirnya tulisan Mashq yang mapan, menyerupai tulisan Kufi.
                           
2.      Gaya Kufi.
Tulisan Kufi adalah jenis gaya kaligrafi yang tumbuh dan berkembang di kota Kufah, jenis tulisan ini mengembangkan dari gaya tulisan terdahulu yang tumbuh di Hirah, Mekkah dan Madinah. Gaya Kufi mencapai kesempurnaan pada paruh abad kedua abad ke-8, memperoleh keunggulan yang bertahan lebih dari tiga ratus tahun. Ciri dari tulisan Kufi adalah bentangan garis vertikalnya yang rendah, garis horisontalnya memanjang, dan disengaja ditulis pada bidang persegi panjang, dan lebar bidang melebihi ukuran tingginya. Namun pada permulaan abad ke-9 tulisan Kufi menjadi tulisan yang banyak mengandung hiasan, dengan rancangan dekoratif yang cerah, banyak diantaranya untuk penggunaan khusus. Dan jenis Kufi yang terdapat banyak hiasan disebut dengan Kufi Ornamental.

Pada jenis Kufi ornamental tidak tunduk pada aturan yang kaku, namum benar-benar memberikan keleluasaan pada seniman dalam menuangkan  gagasan ide dan bentuk hiasannya. Perkembangan pola bentuk hias yang lebih kompleks dan berlangsung hingga akhir  abad ke-12, sesdudah itu tulisan tersebut kehilangan fungsi utamanya, yaitu untuk pengungkapan pikiran atau menyampaikan kenyataan, berubah menjadi dekoratif semata. Sedangkan gaya-gaya yang paling penting antara lain pola daun, tumbuhan, lipatan, kencingan, silangan, jalinan dan bianatang, yang huruf-hurufnya mengambil pola bentuk kepala atau sosok manusia atau berujud bianatang. Dan pada perkembangan selanjutnya tulisan kufi mengalami perkembangan yang lebih ekstrim, dengan pola-pola geometris yang rumit dan ruwet, dan nyaris tidak dapat dibaca oleh orang awam.

3.      Gaya Kufi Timur.
Tulisan Kufi timur , adalah salah satu gaya tulisan kaligrafi yang  pertama kali dikembangkan oleh orang Persia pada akhir abad ke-10. Tulisan Kufi Timur memiliki perbedaan dengan tulisan Kufi, dimana tulisan Kufi Timur memiliki ciri yang khas pada pola garisnya yang tidak kaku. Ciri yang paling menyolok dari jenis tulisan Kufi Timur ini antara lain goresan garis keatasnya cukup panjang dan sangat vertikal sedangkan  goresan pendeknya condong atau bengkok ke kiri, sehingga memberikan gerak ke depan yang dinamis. Pengaruh garis yang bengkok dan fleksibel ini dipengaruhi oleh tulisan Kursif (gaya klasik,lengkung dan bulat), dan memberikan kesan yang lebih jelas serta lebih halus. Tulisan Kufi Timur berkemabang menjadi gaya-gaya yang benar-benar anggun, yang terus digunakan sampai masa belakangan ini sering dipakai sebagai tulisan hias untuk judul-judul dalam Al-Quran.

4.      Gaya Thuluth.
Gaya tulisan Thuluth pertama kali dirumuskan pada abad ke-7 pada masa kekalifahan Ummayyah, namum tidak berkembang sampai abad ke-9. Ciri dari tulisan ini adalah seimbangnya antara garis lurus dan lengkung pada huruf-hurufnya. Garis vertikal dan horisontal pada hurufnya seimbang, tidak ada yang panjang dan pendek, hampir semunya seimbang begitu juga dengan garis lengkungnya. Gaya tulisan Thuluth biasanya dipergunakan untuk kepala karangan, dan judul buku, dan tulisan Thuluth jarang dipakai untuk penulisan pada Al-Quran.

5.      Gaya Naskhi.
Gaya Naskhi salah satu jenis tulisan klasik paling awal, namun baru memperoleh  popularitas setelah dirancang kembali oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10. Tulisan Naskhi mempunyai ciri yang sederhana, hampir dalam setiap tulisan Naskhi ditulis dengan tangkai pena horisontal pendek, dan lengkung vertikal di atas dan dibawah garis tengah hampir sama. Lekukannya penuh dan dalam, garis ke atasnya lurus dan vertikal, antara kata pada umumnya memiliki jarak yang memadai/seimbang. Pada dasarnya tulisan ini dahulu dipakai untuk surat-menyurat biasa, khususnya pada permukaan papirus. Daya tarik utamanya adalah karena bentuk geometris yang mudah dalam menuliskannya, tanpa susunan yang berbelit. Maka dari itu tulisan Naskhi menempati tempat yang sempurna dalam penulisan Al-Quran. Sejak ada tulisan Naskhi, Al-Quran banyak ditulis dengan tulisan jenis ini, hal ini dikarenakan menarik bagi orang awam dan mudah dipahami dan dibaca.
6.      Gaya Muhaqqaq.
Tulisan Muhaqqaq, yang berarti “hasil Ketelitian” dibakukan oleh  Ibn Muqlah dan mencapai kesempurnaan di tangan Ibn Al-Bawwab dan Yaqut. Seperti tulisan Naski tulisan Muhaqqaq menjadi tulisan  yang sangant populer untuk menyalin Al-Quran. Ciri tulisan ini adalah lengkungannya yang dangkal dan lekuk garis tengahnya melebar secara horisontal, dan sambungan yang cukup renggang antar kata serta goresan vertikalnya yang lebar sebagai sifat tegas. Hal ini membuat tulisan bertahan selama lebih dari empat abad, menjadi tulisan yang digemari untuk penulisan dibanyak Al-Quran di negeri-negeri Islam Timur.

7.      Gaya Rayhani.
Gaya tulisan Rayhani pertama kali dikembangkan  pada abad ke-9, dan memiliki ciri-ciri yang serupa dengan tulisan Naskhi, Thuluth, dan Muhaqqaq. Ciri dari tulisan ini adalah goresan dan lekukan hurufnya berakhir dengan ujung yang tajam,  dan goresan lekukan hurufnya tidak terlalu masuk ke dalam, ciri lain tulisan Rayhani adalah bahwa goresan-goresan vertikalnya lurus dan lebar. Tulisan Rayhani mengembangkan pertalian yang erat dengan tulisan Muhaqqaq, yang membuatnya dipandang sebagai tulisan bersaudara. Tulisan Rayhani biasanya dalam penulisannya menggunakan pena yang ujungnya dipotong separuh, hal ini yang membuat kesamaan dengan tulisan muhaqqaq. Walaupun beberapa sumber mengganggap penciptaannya oleh Ibn Al-Bawwab, sebenarnya yang menciptakan adalah Ali Ibn Ubaydah Al-Rayhani, sebagai tempat ia memperoleh namanya. Jadi tullisan tersebut mengambil nama dari sang penciptanya.

8.      Gaya Tawqi .
Tulisan Tawqi yang berarti tanda tangan, yang juga dikenal dengan  nama Tawaqi, dicipta pada masa khalifah Ma’mun. Tulisan Tawqi memiliki hubungan erat dengan tulisan Thuluth, walaupun huruf-hurufnya lebih bulat. Dan gaya tulisan ini memiliki banyak persamaan dengan tulisan Riqa. Walaupun demikian ciri yang membedakan adalah garis dalam tulisan Tawqi lebih tebal dari gaya Riqa, lengkungannya bulat, yang memberi kesan tulisan lebih padat. Dan penggunaan tulisan Tawqi pada waktu itu untuk menulis peristiwa penting, dan juga untuk menulis nama dan gelar. Sejak akhir abad ke-15, ragam tulisan Tawqi yang lebih berbobot dikembangkan di Turki.

9.      Gaya Riqa.
Gaya tulisan Riqa atau disebut juga Ru’qah yang artinya lembaran kecil. Ciri dari gaya Riqa adalah bentuk-bentuk geometis hurufnya, khususnya lekukan akhir, menyerupai tulisan Thuluth dalam banyak hal, tetapi lebih kecil dan lengkungannya lebih bulat. Huruf Alif nya tidak pernah ditulis dengan ujung tajam. Ciri lainnya adalah bahwa pusat lekukan hurufnya selalu ke dalam, garis horisontalnya sangat pendek dan sambungannya tersusun padat, dengan huruf akhir dan kata pendahuluan terhubungkan dengan huruf pertama dari kata berikutnya. Tulisan ini terutama digunakan untuk surat-menyurat pribadi dan buku-buku masalah keduniawian yang tidak begitu penting, yang kesemuanya ditulis pada kertas ukuran sedang. Tulisan ini terus disederhanakan oleh para ahli kaligrafi sampai benar-benar menjadi tulisan yang paling populer dan luas dipakai. Dewasa ini tulisan Riqa banyak dipakai sebagai tulisan tangan yang disukai di seluruh negeri Arab.

10.  Gaya Maghribi.
Gaya tulisan Maghribi pada intinya adalah untuk membedakan tempat dimana tumbuhnya tulisan tersebut, yaitu wilayah Islam Barat (Maghribi). Pembagian wilayah yang terdiri dari dua wilayah ini, sebagai bentuk penyederhanaan dunia Islam yang kompleks dan majemuk, dan kaum muslimin biasa menyebutnya sebagi Dar al-Islam. Sifat kemajemukan ini melahirkan  kecenderungan seni yang berbeda, sekaligus penuh dengan makna dan kesatuan agama dan gabungan tertentu menjadi suatu khazanah budaya yang kaya dan umum. Dar al-Islam pada umumnya dibagi dua satu di wilayah timur disebut sebagai Al-Mashriq dan satu lagi di Barat dikenal sebagai Al-Maghribi.
Dan jenis tulisan yang berkembang di Maghribi adalah jenis tulisan Kufi, yang telah mengalami adaptasi dari kebudayaan tersebut. Perkembangan tulisan Kufi Maghribi mengambil tempat di Kairouan, sekarang Tunisia, sebuah kota yang yang pertama kali di bangun oleh orang Arab pada tahun 670. Kemudian gaya Maghribi menyebar ke seluruh Afrika Barat Daya dan Spayol Islam. Ciri tulisan Maghribi adalah mengalir dengan leluasa dan lengkungannya terbuka dan kembangannya(garis lengkung pada jenis huruf tertentu) melebar dan menjuntai ke bawah dan garis bawahnya menyentuh kata(huruf di dekatnya). Garis vertikal dan cuatan kebawahnya melengkung ke kiri. Hal ini membuat tulisan Maghribi terlihat kwalitas kejelasannya dan kelembutannya.

  Alat dan Media dalam Seni Kaligrafi.
Pada dasarnya semua alat dan media yang biasa digunakan dalam seni rupa dapat dipakai untuk membuat seni kaligrafi Islam. Dunia seni kaligrafi modern atau kontemporer dapat menggunakan media apa saja untuk penciptaan karya seni kaligrafi, baik itu media kering atau media basah atau ataupun media yang tidak konvensional. Tetapi warisan kaligrafi klasik hanya menggunakan alat dan media yang dirasa sesuai dengan kondisi pada waktu itu. Alat dan media yang lazim digunakan oleh ahli kaligrafi antara lain :
1.      Pena.
Para ahli kaligrafi klasik lebih mengutamakan penggunaan pena daripada kuas. Hal ini dirasa karena goresan pena yang dapat langsung membentuk garis tebal tipis langsung pada bidang gambar. Pena yang lazim digunakan adalah dari jenis pena perak yang sudah diruncingkan ujungnya supaya dapat menciptakan garis tebal tipis. Sedang untuk pena tradisional, biasanya ahli kaligrafi menggunakan pena dari bambu yang dapat diruncingkan ujungnya sesuai dengan selera. Pena bambu(Qalam) dapat diserut atau diruncingkan ujungnya, kemudian di potong sebagian ujungnya untuk dapat menghasilkan garis yang tebal tipis.
2.      Pisau pemotong pena.
Pisau ini digunakan untuk meruncingkan dan memotong pena, dan tentunya digunakan untuk memotong pena dari bambu. Pada masa sekarang pisau tersebut dapat berupa pisau cutter.
3.      Gunting.
Gunting merupakan alat bantu dalam merapihkan bahan yang digunakan untuk menulis pada waktu itu. Dimana tulisan kaligrafi klasik biasanya menggunakan bahan landasan berupa kulit, papirus dan kertas yang belum dirapihkan. Sebagaimana kita tahu bahwa kertas pertama kali ditemukan di negri China pada tahun 105 M. Dan gunting diperlukan untuk kebutuhan yang lebih personal dari si seniman kaligrafi.
4.      Sikat.
Sikat dalam hal ini diperlukan untuk membersihkan permukaan bahan landasan untuk menggambar dan membersihkan bidang gambar setelah proses penulisan. Dapat juga dipakai untuk teknik yang lebih personal dari si seniman kaligrafi.
5.      Tinta.
Tinta merupakan media utama yang dipakai oleh para ahli kaligrafi klasik. Media yang cukup tua dan mudah dalam pembuatannya pada waktu itu. Tinta menjadi media yang diutamakan kareana sifat fleksibilitasnya dan daya rekatnya yang kuat, serta dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama. Memang penggunaan pena harus menggunakan media tinta sebagai pasangannya.
6.      Botol tinta.
Botol ini berfungsi untuk menampung tinta yang akan digunakan dalam penulisan kaligrafi. Selain botol ada juga sejenis mangkuk yang digunakan untuk mencampur tinta dengan media lain. Biasanya mangkuk ini terbuat dari bahan perunggu atau perak.
7.      Peti tempat pena.
Peti ini digunakan untuk menaruh pena dan peralatan lainnya dalam satu tempat. Peti ini biasanya berbentuk persegi panjang, dan terbuat dari perak atau perunggu . Tempat pena tradisional ini biasanya diberi ukiran sebagai hiasan.[]



Jejak Hindu di Bumiayu

Menelusuri Jejak Hindu di Bumiayu Bumiayu merupakan kota kecamatan yang terletak di selatan Kabupaten Brebes. Bumiayu dalam perkemba...