Fungsi Seni dalam Kehidupan
FUNGSI SENI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Kemunculan seni rupa atau seni pada umumnya memang sudah sangat tua,
sejak mulai zaman Prasejarah seni sudah diciptakan di gua-gua, tempat
pemujaan, candi, Bahkan kuburan. Keberadaan seni pada waktu itu
mempunyai fungsi yang kontekstual, dimana seni rupa pada periode
tersebut mempunyai kepentingan yang sesuai dengan kondisi manusianya.
Menjadi jelaslah bahwa kemunculan seni, baik seni yang non fisik dan
fisik mempunyai fungsi bagi manusia atau kehidupan manusia. Seni ikut
berperan dalam progresi peradaban manusia di dunia, sejak zaman
Prasejarah sampai Kontemporer. Berikut akan dijelaskan fungsi seni yang
hadir dalam peradaban manusia didunia ini, dalam tulisan berikut akan
dijelsakan fungsi seni menurut teori dari L.H. Chapman. Menurut Chapman
fungsi dari seni dibagi menjadi enam bagian, yaitu fungsi pribadi,fungsi
masyarakat,fungsi fisik, fungsi keagamaan, fungsi pendidikan dan fungsi
ekonomi. Berukit ini akan coba saya uraikan dengan bahasa saya sendiri,
dan semoga bermanfaat bagi teman-teman pembaca.
Laura. H Chapman |
Fungsi seni dalam kehidupan manusia, antara lain :
1. Fungsi Pribadi (Individual)
Pengertian fungsi seni dalam individu, adalah konsep penciptaan seni
yang lebih menekankan pada proses emosional dari sang seniman. Disini
peran seniman sebagai kreator dalam menciptakan sebuah karya seni, semua
ide, imajinasi, pemikiran dituangkan sehingga menghasilkan sebuah karya
seni. Bagi seorang seniman karya seni itu mencitrakan pemikiran dan
karakter psikologis dari si penciptanya. Oleh sebab itu ketika seseorang
apresiator mengamati sebuah karya seni, disitu dapat dibaca karakter
dari si seniman. Bagi seniman juga akan tecapai kepuasan jiwa atau diri,
ketika semua konsep pemikirannya telah tertuang dalam karya. Perlu
ditekankan disini fungsi individu dari seni itu dapat tercapai dengan
sempurna, jika seniman itu berkarya dengan jujur, berkarya dengan hati.
Penulis sedang membuat karya, untuk kepentingan pribadi (individual) |
2. Fungsi Masyarakat (social)
Setiap karya seni yang diciptakan seniman, pada umumnya akan disajikan
kepada masyarakat atau audiens. Ketika karya seni itu hadir di dalam
masyarakat, maka disitulah terjadi interaksi antara audiens dan karya
seni tersebut. Distu karya seni di nikmati, diamati, diapresiasi,
sehingga timbullah proses komunikasi. Dalam mengamati sebuha karya seni
rupa, apresiator dapat dengan bebas menilai, mencari, dan menggali makna
visual dari sebuah karya seni rupa. Fungsi seni dalam masyarakat dibagi
menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi dan fungsi komunikasi. Fungsi
seni di masyarakat yang berhubungan dengan rekreasi atau wisata, apabila
karya seni itu dikonsep atau diprogram untuk menarik wisatawan. Dalam
hal ini para apresiator dapat menikmati sebuah karya seni secara
langsung dan tidak lansung. Pengamatan secara langsung ini dapat kita
jumpai misalkan pada pameran seni lukisan, pameran patung dan seni
publik. Sedangkan apresiasi karya seni yang tidak langsung, mempunyai
pengertian apabila karya seni tersebut tidak dijadikan konsep utama.
Artinya sebuah karya seni tersebut hanya sebagai pelengkap dalam suatu
acara atau bangunan. Ini dapat dijumpai misalkan lukisan yang terpajang
di restaurant, hotel, dan perkantoran.
Salah satu fungsi seni kepada masyarakat, dalam apresiasi karya seni. |
Sedangkan fungsi seni dalam pengertian komunikasi adalah, dimana sebuah
karya seni itu mempunyai pesan visual yang akan disampikan kepada
masyarakat. Dalam konteks ini karya seni menjadi mediator antara sang
produsen dengan audiens. Karya seni rupa dapat dikatakan berhasil
menyampaikan pesan, apabila makna dari sebuah karya tersebut dapat
dicerna dan dipahami oleh audiens atau apresiator. Kecenderungan karya
seni rupa yang mempunyai muatan pesan,dapat dijumpai pada karya seni
Reklame. Dengan adanya karya-karya reklame seperti poster, spanduk,
neonbox, banner dan pamphlet, sebagai karya seni terapan yang
penggunaannya lebih kepada fungsi komunikasi. Perlu dijelaskan lebih
dalam mengenai jenis karya seni diatas, mungkin kurang mempunyai nilai
artistik dan lebih mementingkan nilai yang sederhana dan sedikit
kerumitan. Tetapi bukan berarti karya tersebut bukan karya seni, semua
itu masuk dalam kategorisasi karya seni rupa, jika memiliki nilai
estetika yang tinggi. Sebaliknya jika karya seni tersebut , tidak
mempunyai nilai estetika yang tinggi, maka karya seni tersebut bisa di
kategorikan sebagai jenis Low Art, Pastiche, atau Kisch.
Contoh karya lukisan jenis Pastiche atau low art |
3. Fungsi fisik.
Pengertian fungsi seni secara fisik ini erat hubungannya dengan seni
pakai atau nilai guna. Karya seni memang dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai fungsi, sebagai sarana penunjang kehidupan. Kekurangan dari
karya seni yang berorientasi pada fungsi fisik yaitu terabaikannya nila
estetika dari karya tersebut. Hal ini memang sudah terkonsep dari
kreator atau seniman. Pembuatan karya seni tersebut hanya menekankan
pada fungsi fisik, enak dipakai, nyaman digunakan dan efesien. Sehingga
terdapat kecenderungan karya seni seperti ini mempunyai nilai artistik
yang rendah. Karya seni ini dapat kita jumpai di seni kerajinan, seperti
kursi, mebel, keramik, perabot, asesoris dan fashion.
Bentuk seni yang berorientasi pada nilai guna |
4. Fungsi Keagamaan (Religious)
Seni rupa atau seni lainnya memang ikut andil dalam ranah agama atau
religious. Kemunculan seni rupa sejak zaman pra sejarah sampai modern,
secara subtansial terdapat fungsi dalam suatu kepercayaan. Karya-karya
seni yang erat hubungannya dengan fungsi religious ini dapat ditelusuri
mungkin sejak zaman Renaisans. Di Italia pada abad 15, abad dimana
pergolakan pemikiran dan kreativitas dieksplorasi munuju pencerahan.
Seniman Renaisans pada waktu itu berkarya untuk kepentingan gereja,
denga dukungan dari penguasa atau bangsawan. Peran seniman pada zaman
itu sangat berpengaruh dalam menciptakan karya seni yang religious
sebagai penunjang peradaban Renaisans. Seniman-seniman terkenal seperti
Philipo Brunelesci, Leonardo da Vinci,Michaelangelo, Andrea Mantegna,dan
Rphael, melukis dan membuat patung untuk kepentingan gereja.
Karya-karya mereka menghiasi gereja-gereja sebagai representasi terhadap
tuhan Yesus.
The Last Supper, salah satu lukisan dari Leonardo da Vinci,yang di lukis pada salah satu gereja |
Begitu juga yang terjadi di belahan dunia timur atau dunia Arab. Di
wilayah timur yang sebagian besar menganut ajaran islam, memang tidak
begitu dominan memunculkan seniman, walaupun itu ada tapi mungkin tidak
tereskpos. Karya seni yang bernuansa islami ini, dapat dijumpai pada
masjid-msjid berupa kaligrafi Arab. Seni kaligrafi memang identik dengan
dunia arab,tetapi bila dipahami lebih dalam pengertian kaligrafi adalah
seni tulis menulis atau menulis indah. Oleh sebab itu kaligrafi dapat
di jumpai di berbagai perdaban manusia, Bukan hanya di peradaban Islam.
Tetapi mungkin dalam perkembangannya kaligrafi Islam lebih dominan,
karena faktor banyaknya penganut agama tersebut.
Contoh lukisan kaligrafi Arab |
5. Fungsi Pendidikan (Education)
Fungsi seni dalam dunia pendidikan memang berperan dalam menunjang
lancarnya proses belajar mengajar. Dalam konteks ini karya seni sebagai
mediator penyampaian pesan dalam proses belajar. Berbagai metode dalam
proses belajar mengajar dari mulai metode verbal maupun non verbal. Seni
visual atau seni rupa dapat pula diterpakan dalam pendidikan. Ketika
pesan verbal itu perlu sarana pendukung dalam bentuk visual, maka dapat
dihadirkan dalam bentuk gambar, lukisan, ilustrasi, ataupun poster. Seni
visual mungkin lebih efektif dalam penyampaian gagasan, idea tau
cerita, dengan ditunjang olah verbal. Dengan demikian jelaslah seni
dapat sebagai penunjang dalam dunia pendidikan.
Contoh gambar ilustrasi, sebagai sarana penunjang dalam pendidikan |
6. Fungsi Ekonomi (Economic)
Ketika seniman menciptakan sebuah karya seni, tentunya mempunyai tujuan
yang akan dicapainya. Tujuan dari diciptakannya karya seni adalah
pencapaian nilai artistik, hadirnya makna. Tetapi disamping itu
mempunyai tujuan yang atau fungsi lain yaitu fungsi ekonomi. Dapat
dikatakan “seniman juga butuh makan, butuh tempat tinggal”. Karya seni
yang hadir dengan tujuan komersil, perlu dipertanyakan nilai
estetikanya. Jangan sampai hanya karena tujuan komersil, nilai artistik
diabaikan. Tentunya fenomena ini dapat dijumpai di kehidupan
sehari-hari. Pertimbangan dari karya seni yang berorientasi pada nilai
ekomomi adalah untung rugi. Ketika seniman membuat karya dengan jenis
media dan ukuran yang berbeda, tentunya nilai komersil dari sebuah karya
seni itu akan berbeda.
Pelukis jalanan, yang lebih berorientasi pada nila profit |
Karya-karya seni yang tujuan utamanya adalah nilai ekonomis, umumnya
adalah seni terapan seperti arsitektur, reklame, kriya atau kerajinan
dan grafis poster. Tetapi bukan berarti seni murni tidak komersil, seni
murni seperti lukisan , patung dan grafis juga bersifat komersil. Tetapi
konteks dalam seni murni memang lebih menekankan pada nilai
artistiknya. Sehingga secara tidak langsung timbul nilai komersil dari
karya tersebut. Dalam dunia seni rupa tidak sedikit dijumpai
seniman-seniman kaya. Secara mendasar sifat seni disamping mempunyai
nilai estetika juga nilai komersil. Nilai komersil dari seni murni
adalah imbas atau efek yang ditimbulkan. Bahkan bila ditinjau lebih
dalam nilai jual seni murni seperti lukisan, patung, kadang tidak
sebanding dengan media yang di gunakan. Misalkan sebuah lukisan bisa
berharga 20 juta sampai 1 milyar atau bahkan lebih. Itulah penghargaan
pada sebuah nilai estetika dari karya seni rupa.
No comments:
Post a Comment