Gubahan Estetika Dalam Seni Rupa.
GUBAHAN ESTETIKA
Dalam seni rupa dikenal istilah “Gubahan Estetika” dalam merespon sebuah
karya seni untuk memunculkan sebuah bentuk baru. Istilah ini mungkin
kalau dalam seni musik dikenal dengan istilah “Aransemen”, tetapi disini
penulis memakai istilah tersebut di atas. Ketika karya seni rupa yang
cenderung meniru alam, yaitu melukiskan kondisi alam sesuai dengan
aslinya. Pola pelukisan alam memang sudah sangat tua, setua dengan
sejarah umat manusia itu sendiri. Mungkin ini dapat ditandai pada jaman
Paleolitikum, di jaman itu dapat ditelusri tonggak dalam seni rupa. Di
jaman itu dapat kita lihat dalam lukisan-lukisan yang ada di
langit-langit gua Chauvet,Lascaux, di Prancis . Lukisan-lukisan gua
tersebut menggambarkan binatang-binatang, sebagai presentasi tentang
alam yang memberi kehidupan. Dari periode ke periode selanjutnya alam
jadi pusat ide,ini bisa dilihat sejak era Prasejarah, Sejarah, Klasik,
Renaisance, Modern sampai Kontemporer, alam masih tetap sebagai sumber
inspirasi dari para seniman.
Hingga pada era modern muncul pemikiran dan pergerkan tentang
konsep-konsep baru dalam seni rupa. Yaitu konsep seni yang tidak hanya mimesis
terhadap alam, sehingga muncul gerakan seni rupa yang baru. Mungkin ini
dapat ditandai dengan munculnya Surealisme, Dadaisme, Kubisme, dan
Abstrak. Walupun tidak murni mengilangkan alam , masih tetap ada nuansa
alam, hanya saja ada sedikit perubahan, penambahan,pengurangan dan
kombinasi. Berikut akan dijelaskan beberpa konsep atau gubahan dalam
penciptaan karya seni yang dalam bentuk yang berbeda.
1. Disederhanakan (Diminimalisasi)
Dalam karya seni rupa ini dapat ditemui gubahan pada bentuk yang
disederhankan. Objek dalam karya seni ini memang masih dapat terbaca
atau terlihat bentuknya, walaupun tidak sempurna. Ketidaksempurnaan
bentuk itu bukan berarti tidak indah atau bagus, justru dengan
penyederhanaan bentuk tersebut dapat tercapai nilai artistik yang baru.
Ketika bentuk relistis itu mencapi titik puncak maka akan
pengolahan-pngolahan untuk menciptakan bentuk-bentuk seni yang berbeda,
untuk mencapai kebaruan dalam estetika. Karya-karya seni rupa yang
bercorak minimalis dapat dilihat pada karya seni lukis yang cenderung
naïf, dan pop art. Dalam karya-karya tersebut tidak ditemui realis yang
benar-benar raelistik,yang timbul hanya kesan bentuk yang sederhana dan
tanpa kedalaman.
Salah satu lukisan jenis Naif, yang sederhana tetapi artistik. |
2. Dirubah bentuk (Deformasi)
Ketika dalam karya yang mimesis mencapai titik puncak kreatifitas, maka
timbulah ide untuk merubah bentuk tersebut tanpa mengubah subtsansi dari
objek tersebut. Kecenderungan ini muncul melalaui proses yang panjang,
ketika titik jenuh dalam seni rupa mengampiri maka dari itu muncul
konsep baru untuk merespon seni tersebut. Kemunculan pola seperti ini
mungkin dapat ditelusuri sejak periode Dadaisme dan Surealisme. Kedua
aliran dalam seni rupa ini menandai era pemikiran baru dalam dunia seni.
Dimana konsep seni rupa yang baru ini lebih mengekplorasi tema-tema
seperti, perang, teknologi, sosial , kemanusiaan, masa depan atau bahkan
psikologis (alam bawah sadar). Dalam lukisan-lukisan surealisme dapat
dijumpai objek yang terdeformasi, dimana objek dalam lukisan tidak murni
sesuai dengan alam, tetapi telah mengalami perubahan bentuk.
Karya-karya jenis ini dapat dilihat pada karya-karya maestro surealime
seperti Rene Magrite, Salvador Dali, kalau dari negeri sendiri dapat
dilihat pada lukisan Ivan Sagita, Agus Kamal dan Effendi.
Burning Giraffe,karya Salvador Dali yang mengubah objek asli menjadi objek yang baru |
3. Dihancurkan (Destruksi)
Bentuk yang paling ektrem mungkin gubahan dengan pola dihancurkan,
pengertian destruksi disini lebih menekankan bentuk yang artistik dan
berbeda. Destruksi merupakan puncak gubahan dalam seni rupa, dimana
bentuk alam serasa sudah habis untuk diekplorasi. Tetapi disisi lain
objek yang ditampilkan merupakan wujud presentasi dari alam, seperti
binatang, tumbuhan, atau objek-objek yang lain. Pola penciptaan di seni
rupa ini muncul kira-kira pada periode Surealisme, ekpresionisme, sampai
kubisme. Bentuk seni yang lebih menekankan pada pola destruksi, dapat
dijumpai pada sebagian lukisan Surealisme, dan kubisme. Tetapi yang
cukup signifikan adalah pada jenis lukisan Kubisme. Ini bisa dilihat
pada lukisan-lukisan Pablo Picasso, yang memecah objek lukisan tersebut
hingga nyaris mendekati abstrak.
L'A Ficionado, 1912, karya Pablo Picasso yang menghancurkan objeknya menjadi suatu karya baru. |
4. Dilebih-lebihkan (Distorsi)
Gubahan estetika yang terakhir adalah pola pembentukan objek yang
terdistorsi. Pola ini juga sebagai respon dari kejenuhan pada
bentuk-bentuk yang realistik, yang mungkin sudah biasa dalam dunia seni
rupa. Suatu ide akan terus berkembang untuk mencapai sesuatu yang baru.
Begitu pula yang terjadi dalam dunia seni rupa, ide untuk menghasilkan
untuk karya seni yang baru dan berbeda akan terus bergolak.
Kecenderungan karya dalam bentuk yang terdistorsi dapat dilihat pada
karya-karya jenis Dekoratif, Surealisme, Raw art dan Kontemporer. Objek
yang terdistorsi dapat berupa bentuk objek yang dibesar-besarkan,
dipanjangkan, dilebarkan dan sebagainya. Sehingga objek itu tidak lagi
realistik , walaupun bentuk asli masih tetap terlihat. Karya lukisan
dengan pola seperti ini banyak di jumpai pada karya-karya seniman negeri
kita sendiri seperti Hendra Gunawan, Richard Winkler, Nasirun dan Bob
Sick.
Fruits Of Prosperty, karya Richard Winkler, pelukis kelahiran Swedia yang melukis objek kehidupan di Bali. |
5. Dihilangkan (Abtraksi)
Pola abstraksi dalm seni rupa merupakan puncak dalam rangkaian ide,
dalam mengeksplorasi suatu objek. Dimana objek alam dirasa sudah terlalu
biasa, sehingga muncullha ide untuk menciptakan sesuatu yang baru. Pola
dalam seni rupa abstraksi adalah menghilangkan bentuk secara total,
sehingga yang ada hanyalah tanpa objek atau wujud yang real. Dalam
lukisan abstrak semua bentuk iti merupakan bentuk-bentuk yang tidak
real, semua itu hanya wujud represntasi. Bentuk dalam lukisan abstrak
memang tidak terbatas, tidak beraturan, tetapi ada juga yang terkonsep,
tapi kesemuanya itu untuk pencapaian tingkat estetika yang baru. Periode
abstrak dalam seni lukis dapat ditelusuri sejak periode Impressionisme,
dan mulai muncul ketika post-impressionisme dengan tokohnya adalah Paul
Cezanne. Ketika itu Paul Cezanne adalah pelukis Post-imprrssionsme,
yang dalam lukisannya menggambarkan alam, lingkungan, alam benda. Tetapi
progresi lukisan Paul Cezanne, yang semakin lama menuju Abstrak, ini
ditandai dengan objek lukisan yang nyaris tidak dapat terbaca. Hingga
pada perkembangan lebih lanjut munculah pelukis-pelukis abstrak seperti
Jackson Pollock, dengan Abstrak Ekspresionisme. Untuk pelukis abstrak di
Indonesia sendiri cukup banyak, mungkin pola penciptaan lukis abstrak
cenderung gampang. Siapa saja bisa melukis abstrak, tetapi apakah
lukisan itu artistik atau bernilai high art. Mungkin yang benar-benar
konsisten dalam lukisan abstrak mungkin ada beberapa, konsisten dalam
tema dan estetika seni rupa.Salah satu karya lukisan Paul Cezzane, Mount Sain Voctoire, yang hampir Abstrak dalam objeknya. |
Lukisan Abstrak, karya pelukis Abstrak Ekpressionisme dari Amerika, Jackson Pollock. |
No comments:
Post a Comment